Masjid Jami’ Kesultanan Sambas merupakan suatu masjid memiliki yang terletak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia. Diketahui pula dengan nama Masjid Jami’ Sultan Muhammad Syafiuddin II ataupun Masjid Keraton Sambas, masjid ini terletak di Jalur Istana, Dalam Kalangan, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat.
Masjid yang dibentuk oleh Kesultanan Sambas ini dikira selaku salah satu masjid tertua di daerah tersebut. Style klasiknya, dibentuk dengan kayu ulin, sudah terbukti oleh waktu sepanjang lebih dari 100 tahun. Selaku masjid tertua di Kabupaten Sambas serta segala provinsi Kalimantan Barat, Masjid Jami’ Kesultanan Sambas mempunyai makna berarti selaku landmark keagamaan serta tujuan wisata yang diresmikan oleh pemerintah setempat.
Sejarah Masjid Jami’ Kesultanan Sambas bermula dari suatu masjid kerajaan kepunyaan Kesultanan Sambas.
Masjid Jami’ Kesultanan Sambas ataupun diketahui pula dengan nama Masjid Jami’ Sultan Muhammad Syafiuddin II, awal mulanya dibentuk pada tahun 1303 H, bersamaan dengan bertepatan pada 10 Oktober 1885 dalam penanggalan Masehi. Dengan sejarah sepanjang lebih dari 130 tahun, masjid ini berdiri selaku masjid tertua di daerah Kabupaten Sambas, serta dikira selaku salah satu masjid tertua di segala provinsi Kalimantan Barat.
Semenjak didirikan, masjid ini jadi pusat penyebaran ajaran Islam di daerah Kesultanan Sambas sampai Malaysia serta Brunei Darussalam. Kesultanan Sambas memiliki jalinan yang kokoh dengan kesultanan Malaysia serta Brunei Darussalam pada masa kemudian.
Nama masjid“ Kesultanan Sambas” sendiri mencerminkan keakraban sejarahnya dengan Kesultanan Sambas. Bagi catatan sejarah, Kesultanan Sambas timbul sehabis tumbangnya kerajaan Majapahit pada abad ke- 16. Tercatat paling tidak terdapat 16 generasi yang memerintah Kesultanan Sambas pada abad ke- 16 sampai ke- 19.
Tetapi peresmian formal masjid ini terjalin pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Syafiuddin II( 1866– 1924). Walaupun demikian, masih terdapat perdebatan seputar pendiri sesungguhnya masjid ini, sebagian catatan mengatakan kalau dia merupakan Sultan Umar Aqomudin, Sultan Sambas ke- 8.
Desain arsitektur Masjid Jami Kesultanan Sambas
arsitektur Masjid Jami Kesultanan Sambas termotivasi dari masjid- masjid di Pulau Jawa, dengan atap bertingkat berbahan kayu ulin. Ruang salat utama masjid bisa menampung sampai 1. 000 orang, tetapi sebab umur serta kehancuran masjid, dikala ini bisa jadi tidak bisa menampung jamaah sebanyak itu. Keunikan masjid ini merupakan pemakaian penyangga berupa panggung, mirip platform rumah yang ditinggikan dengan tiang- tiang kayu ulin bermutu besar.
Terlepas dari mutu kayunya, masih ada Masjid ini mempunyai 2 tower dengan besar lagi, lengkap dengan balkon serta ornamen tower seragam dengan masjid yang lain. Bagian dalam masjid terbuat dengan indah, mempertahankan ukiran rumit yang terbuat oleh istana pada era kuno.
Keunikan masjid ini terletak pada mimbarnya yang diukir berupa naga serta dihiasi bonus motif. Masjid ini dibagi jadi 2 tingkatan, lantai bawah buat jamaah pria serta lantai 2 buat jamaah wanita.
Buat pemasangan kubah masjid pesanan dari Hakkindo CV. Hamdalah Kubah kreasindo kubah terkemuka di Kalimantan Barat. resiko kehancuran struktural bersamaan berjalannya waktu sebab kayu bisa membusuk bila tidak dirawat dengan baik.